Pages

Gue dan Indigo

Anak indigo atau anak nila (bahasa Inggris: Indigo children) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural. Interpretasi mengenai indigo ada bermacam-macam: dari yang meyakini bahwa mereka adalah tahap evolusi manusia selanjutnya (yang bahkan mempunyai kemampuan paranormal seperti telepati) hingga yang menyebut anak indigo sebagai orang yang lebih empatik dan kreatif.

Meskipun tidak ada satu bukti penelitian pun yang membuktikan keberadaan anak indigo atau sifat mereka, fenomena ini menarik perhatian orang tua yang anaknya didiagnosis mengalami kesulitan belajar atau yang ingin anaknya spesial. Kaum skeptik memandangnya sebagai cara orang tua menghindari penanganan pediatrik atau diagnosis psikiatrik yang tepat. Daftar sifat yang dimiliki anak indigo juga dikritik karena terlalu umum sehingga dapat diterapkan untuk hampir semua orang (efek Forer).


Gue lahir 25 Januari, 17 tahun silam. Kata nyokap gue, saat gue mau dilahirin di RSU Mataram dia ngeliat makhluk astral gitu. Sebenernya bukan cuma sekali sih. Malah nyokap gue sering banget ngeliat begituan, bermacam rupa dan bentuk.  Tapi dia pemberani.

Gue ngga tau apa kemampuan nyokap nurun ke gue? Ya, gue ngerasa begitu. Semenjak gue ditinggal oleh bokap gue untuk selamanya, Agustus 2000, gue ngerasa gue sering dihantui sama makhluk-makhluk mengerikan, tapi tidak membuat gue menjerit ketakutan sih, cuman kehadirannya itu sangat mengganggu kehidupan gue meski ngga keterlaluan.

Pertama kali ngeliat makhluk ghaib itu gue inget banget. Di rumah yang letaknya di Kr. Kelok pas malam mulai datang, kan gini, nyokap dan kakak perempuan gue kalo ngga salah sedang di dapur, sedangkan kakak laki-laki gue entah saat itu dia sedang dimana. Gue iseng buka gorden jendela di kamar yang langsung menghadap gang di samping rumah. Eh gue kaget bukan main, di situ sudah berdiri makhluk berawakan pendek, botak, berjenggot sedang menatap tajam ke arah gue. Kita berhadapan. Dekat banget. Dan gue langsung terbirit-birit ke dapur sambil teriak. Langsung aja gue ceritain ke nyokap, terus pas dicek lagi makhluk itu sudah ngga ada.

Memori tentang peristiwa kedua kalinya gue ngeliat makhluk begituan juga masih tersimpan rapi di otak gue. Kalo ngga salah kejadiannya pas dini hari, waktu gue terbangun karena kehausan, gue ngga tau itu bener atau ngga. Gue ngeliat ada makhluk dengan balutan kain putih sedang berdiri persis di depan pintu kamar. Sebut saja itu ‘pocong’. Entahlah, tapi itu emang pocong. Nah, gue kan manja, jadi setiap kali terbangun karena kehausan, gue selalu bangunin nyokap buat ngambilin gue air dingin –itu dulu loh, pas gue kecil–. Dan  waktu nyokap gue bangun, pocong itu sudah ngilang aja. Ngga tau perginya kemana. Memudar. Katanya, pocong itu masih ada di rumah itu. Keluarga gue juga sering ngeliat. Dan emang di situ angker deh kayaknya. Banyak kejadian aneh. Serius.


Interdimensional dan Humanis

Apa mungkin gue indigo? Emang sih indigo itu bisa ngelihat makhluk halus, tapi tidak selamanya yang bisa ngelihat makhluk halus itu adalah indigo! Gue sempat bingung.

Menurut buku How To Raise An Indigo Child karangan Barbara Condron, ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri anak indigo yaitu:

1. Memiliki daya ingat yang sangat baik dan memiliki kemampuan tajam untuk mengamati.
2. Mampu mengorganisasi dan mendata informasi dengan sangat cepat.
3. Bersifat cerdas dan kreatif.
4. Lebih menyukai cara sendiri dalam mempelajari sesuatu, menggabungkan berbagai jenis informasi dengan cara yang inovatif serta kreatif.
5. Ingin mengalami langsung suatu kejadian atau hal dan bukan sekadar membicarakan.
6. Harus tertarik pada sesuatu untuk memusatkan perhatiannya, dan bila sudah tertarik maka ia akan memiliki energi yang tiada batas.
7. Memiliki rasa harga diri dan integritas yang kuat serta sangat peka.
8. Energi yang berlebihan menyebabkan perhatiannya cepat teralih.
9. Mudah merasa bosan.

Dari pernyataan di atas, gue bisa menyimpulkan. Bisa jadi gue ini indigo. Atau manusia blasteran indigo (?). Mungkin, bagi orang yang mengenal gue bisa tau, ciri-ciri itu ada pada diri gue atau ngga. Dan saat itu pula gue berusaha mencari tau, gue pasti punya kemampuan lain untuk membuktikan bahwa gue ini indigo atau bukan, selain ngeliat ‘setan’. Benar saja, ternyata gue memiliki kemampuan untuk meramal dengan menggunakan berbagai media. Tarot misalnya. Garis tangan yang istilah kerennya palmistry. Nama atau tanggal lahir yang biasanya disebut numerologi. Melalui cara menulis dan bentuk tulisan orang juga bisa. Gue sudah coba kemampuan gue yang satu ini, dan hasilnya ya begitu deh. Sukses. Dari sekian banyak orang yang pernah gue ramal atau mungkin sekadar menebak tentang dirinya, kata mereka ramalan gue bener. Mulai dari ramalan tentang karakter, penyakit, dan yang paling sering sih tentang percintaan alias asmara. Tapi bagi gue itu hanya untuk seneng-senengan aja, bukan untuk dipikirkan atau bahkan dipercaya. Gue suka ngeramal, namun di sisi lain gue ingin hilangkan kemampuan ini. Gue masih berusaha.

“Indigo jasmaninya lemah, tapi pemikirannya dewasa”

Benar! Gue ini gampang sakit. Lemah. Tapi gue punya pemikiran yang tidak biasa. Gue bisa berbicara layaknya orang dewasa dalam memecahkan permasalahan. Iya, gue ngerasa begitu. Makanya tak sedikit yang sering mambagi ceritanya ke gue dalam curhatan-curhatannya.


Di sekolah, banyak temen-temen yang takut sama gue? Padahal gue orangnya pendiem lho. Mungkin karena mereka belum kenal gue lebih dekat aja kali ya (?). Sama halnya kayak yang dialami sama kakak kelas gue –sekarang sudah alumni sih– yang awalnya takut banget sama gue sejak pertama ketemu gue saat MOS, dia kan anggota OSIS. Tetapi, semenjak sudah mengenal gue lebih deket, dia malah nyaman dan kita akrab pula. Gue pernah cari tau alasannya bisa takut sama gue, langsung ke dia-nya. Dia bilang, “karena tatapan gue”. Hah? Apa iya tatapan gue seserem yang dibayangkannya? Dan apa karena itu pula orang-orang juga ngerasa ngeri ngeliat gue? Entahlah, gue orangnya baik kok. Hehe

Cukup sampai di sini aja ya ceritanya. Gue ngga bisa cerita panjang lebar di sini, bisa-bisa jari gue malah gempor. Maaf.

Pesan dari gue: “Indigo bukan paranormal! Bukan dukun!. Indigo tidak suka didewakan, tapi dimengerti! Jangan menganggap kami aneh! Kami juga manusia biasa yang hanya saja diberikan anugerah yang lebih dari Tuhan.”


Notes: Indigo ada dimana-mana. Indigo bisa menimpa siapa saja. Teman Anda, keluarga Anda, atau mungkin Anda sendiri! J




Firdi Ramadhan

9 komentar:

  1. Bener" ,tatapanmu menjurus gtu alias tajam pada suatu objek yg kw liat ..
    Hoho

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu alasannya orang takut sama aku, ya? Hahaa
      Cocok deh jadi model atau aktor (seorang pembunuh)

      Hapus
    2. Wah.. antagonis donk ??
      Hahag
      Tp aneh kw kok ga takut ksurupan y loq kw sering ngliat "makhluk" it .. heheheh

      Hapus
    3. Iya, apapun itu, asal film itu didirectorin sama Mas Timo.

      Ngapain takut? ntar yg ada malah bikin 'mereka' tambah kuat

      Hapus
    4. Oshimu yya mas timo ?
      Misal cuman jd figuran mw ? Hoho
      Oh yya bener jg ..
      Kyk pelahap maut d film harry potter adj . Cuman bedany loq d film hp makin sedih pelahap mautny makin seneng ...

      Hapus
    5. Ah aku mau banget sih. Berawal dari figuran ga apa-apa (:

      Oh. 11-12 lah

      Hapus
  2. Gw sama kaya lo. Gw juga hobby maen tarot, tapi orang orang disekitar gw bilang gue sesat, padahal semua itu gue lakuin cuman buat ngilangin stress aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, gue juga gak pernah yang tiba2 ngeramal. Gue ngeramal gegara disuruh ... dengan paksaan. Tapi karena efek ketika ngeramal itu gak baik buat diri gue sendiri, jadi gue jarang nerima permintaan mereka. Lagipula gue ngelakuin itu lantas bukan utk dipercaya, iseng aja. Dan sudah sekian tahun ini gue gak pernah lagi meramal.

      Hapus