Pages

REVIEW FILM NEGERI VAN ORANJE: PERSAHABATAN, MIMPI, DAN CINTA

Kali ini gue pengen ngereview film di luar genre kesukaan gue. Dan belum pernah ada di blog ini. So, this is my first time to review drama movie.

Entah kenapa gue jatuh hati sama film itu, sampe gue pun nonton twice and want more. Ya, gue serius tentang masalah ini. Cuman, waktu gue membatasi, gue bakal UAS dan kudu prepare dari jauh-jauh hari di minggu tenang ini! Biar bisa S2 di Netherland kayak film NEGERI VAN ORANJE. Aamiin.


"Sahabat. Ikut berjuang mewujudkan impianmu, sesulit atau sesederhana apapun itu."


Yap, dari tadi gue sedang bicara tentang film gokil berjudul Negeri Van Oranje (singkat: NVO). Film ini release tanggal 23 Desember 2015 lalu, dan i watched it on the same date untuk pertama kalinya.

Dengan latar negeri kincir angin, film adaptasi arahan Endri Pelita ini cukup banyak diminati penonton. Termasuk gue.

Endri Pelita berhasil membuat film dengan alur maju-mundur ini dengan apik, terbukti dengan angle yang mampu menampilkan kecantikan sebuah ‘negeri dongeng’ seperti yang dinarasikan salah satu tokohnya, pastinya dengan porsi tidak berlebihan. Ya, walaupun jujur saja, (maaf) masih ada scene yang rasanya tidak perlu dimasukin ke dalam film. But overall, tidak mengecewakan kok.

NVO bercerita tentang kisah persahabatan 5 mahasiswa asal Indonesia di Belanda yang terbilang seru karena dipenuhi dengan kelucuan, yaaa walau terkadang tetap saja ada terjadi konflik di antara mereka. Kelima sahabat itu diantaranya adalah Lintang (Tatjana Saphira), Geri (Chicco Jerikho), Banjar (Arifin Putra), Wicak (Abimana Aryasatya), dan Daus (Ge Pamungkas).

Nah, gue ngga mau jadi spoiler. Untuk itu gue bakal hati-hati dalam menulis review ini.

Anandita Lintang Persada. Orang-orang memanggilnya sebagai Lintang, tetapi beda dengan Geri, ia biasa memanggil Lintang dengan nama Nanda. Mahasiswi manis ini merantau dari Jakarta untuk berkuliah di Leiden, Belanda. Pertama kali bertemu dengan keempat sahabatnya, ia sedang bersama sebuah tas bernuansa batik. 

Di dalam NVO, Lintang adalah satu-satunya cewek di ganknya “AAGABAN”. Dia itu cantik dan pintar hingga sepertinya keempat sahabatnya itu fallin in love dengan pesona gadis ini. Dan karenanya Lintang harus memilih satu untuk diperlakukan ‘berbeda’. Siapakah dia?

Banjar. Nama lengkap Irwansyah Iskandar. Konon dia dipanggil Banjar, karena dia berasal dari Banjarmasin. Kedatangannya ke Belanda, untuk membuktikan bahwa dirinya sanggup hidup sederhana di sana. Tapi itu terjadi sebelum Geri menjadi temannya. Dia menjadi salah satu mahasiswa di Rotterdam.

Ada hal menarik yang gue ngga sangka-sangka. Belanda dan Arifin Putra. Gue jadi inget film Rumah Dara/ Darah/ Macabre. Arifin Putra, dalam NVO berperan sebagai tokoh yang humoris bermodal
jokes yang sukses mengantar para penonton di studio tertawa lepas. Lalu apa hubungannya dengan Macabre? Jawabannya adalah... gue ngerasa sosok vicious seorang Adam benar-benar hilang dari pribadi Banjar. Haha, abaikan.

Selain itu, keahlian bela diri Arifin Putra tetap dipake dalam film ini, lagi-lagi gue inget perannya sebagai Ucok dalam The Raid 2: Berandal.

Wicak Adi Gumelar. Putra Banten ini merupakan laki-laki yang berpenampilan sederhana dan cinta lingkungan. Ia study di salah satu universitas yang menurutnya adalah IPB-nya Belanda, di Wageningen. Dia paling susah untuk disuruh mengingat nama orang.

Lain halnya dengan tokoh Banjar. Wicak, meski dia berhasil menanggalkan jubah seorang pembunuh dalam film Belenggu. Tapi ada satu yang sama... Wicak dan Elang sama-sama pendiam tapi menghanyutkan. Btw, nih ada quotes dari Wicak, “Cukup dengan satu kejadian, cukup satu.” Untuk mengetahui maknanya, kalian wajib nonton film NVO segera.


Firdaus Gojali Muthoyib Bin Satiri (gila, Us, nama lo ada yang lebih panjangan lagi?). Doi anak betawi asli dan bekerja untuk departemen agama di Indonesia. Pria polos ini berkuliah di Utrecht.

Di antara anggota Aagaban. Daus, dia ini paling pinter tapi kepintarannya itu tertutup dengan kekonyolan yang dia buat sendiri. Ssssttt.... Daus itu baper-an loh orangnya :) 

Bagaimana dengan Geri? Pria cakep asal Bandung bernama lengkap Garibaldi Utama Anugrah Atmadja ini memiliki tipikal orang yang tenang dan dewasa di antara sahabatnya. Di Belanda, dirinya berkuliah di kota Denhaag. Kepeduliannya terhadap Lintang bikin ngiri temen-temennya yang lain. 

Geri juga baik banget, doyan neraktir keempat sahabatnya sejak pertama kali bertemu. Itu karena dialah yang paling mapan jika dibandingkan dengan yang lainnya. 

Ohya, ada juga hal lain yang jauh lebih menarik yang gue temuin dalam NVO. Persahabatan itu tidak memandang bulu. Friendship is about how you can accept a differences.Yap, that’s true. FYI aja nih, salah satu dari mereka ternyata ada yang termasuk kelompok LGBT. Awalnya yang bukan LGBT tentu shock mendengar pengakuan itu, tapi persahabatan tidak merusak hubungan mereka. Karena persahabatan adalah tetap persahabatan. Begitu.


"Persahabatan ada ketika kita rela berbagi kebahagiaan, kesedihan, dan kegilaan dengan orang yang sama."



Keunggulan film yang diproduksi Falcon Pictures ini tidak hanya melulu tentang sinematografi dan casts yang mumpuni, tetapi ada hal lain yang juga istimewa. Original Soundtrack film NVO yang dibawakan Wizzy berjudul “Cinta Cinta Cinta” dan berkolaborasi dengan Sandhy Sandoro adalah lagu yang super dahsyat bagi gue. Coba deh didengerin di channel youtube LipstikTV. Atau klik di sini!

Mungkin, sekian review ini gue tulis. Pokoknya sih film NEGERI VAN ORANJE recommended banget buat ditonton! Check da showtime of diz movie on www.21cineplex.com.

Oke, watch the trailer before. Enjoy and have a fantastic holiday, guys.



SYNOPSIS (source: www.21cineplex.com):
Ini adalah kisah tentang perjalanan lima sahabat, memaknai hidup, cita-cita, perjuangan dan cinta, di negeri yang jauh dari asal mereka.
Perjalanan yang membawa seorang perempuan bernama Lintang ke hari ini. Satu hari sebelum pernikahannya. Hari di mana segala ingatan itu kembali. Tentang sahabat-sahabatnya: Daus, Banjar, Wicak dan Geri.
Bersama-sama mereka telah melewati pendidikan strata dua di Belanda. Walaupun kuliah di kota-kota yang berbeda: Leiden Utrecht, Rotterdam, Wageningen dan Den Haag, persahabatan mempersatukan mereka, dan membuat mereka bisa bertahan di negeri yang jauh dari Indonesia itu.
Kebersamaan mereka kemudian membawa Lintang pada cinta. Cinta yang kemudian bertepuk sebelah tangan karena alasan yang tak seorang pun dari mereka pernah menduga.
Kebersamaan itu juga yang membawa mereka ke Praha dan di Praha kemudian masalah terbesar yang selama ini terpendam di antara mereka, muncul ke permukaan. Permasalahan yang mengatasnamakan... cinta.

Dan hari ini... Lintang akan menikah...

Dengan salah satu dari mereka.

Firdi Ramadhan

2 komentar: