Pages

MIDNIGHT SHOW: DARAH HARUS MENJADI PENEBUSNYA

Film horror. Salah satu genre film yang masih menjadi primadona di negara kita, Indonesia, bahkan bisa dikatakan genre yang satu ini memiliki peminat yang besar di seluruh dunia.

Kali ini saya ingin berkomentar sedikit mengenai film horror Indonesia yang belakangan ini sudah kembali ke masa kejayaannya setelah sekian tahun terkubur dalam jeruji filmmaker yang kurang cerdas mengangkat sebuah ketakutanan menjadi tontonan yang menyenangkan, seperti yang seharusnya.

Sudah pasti kita semua tau kalau beberapa tahun yang lalu film horror Indonesia mengalami metamorfosa tak wajar yang dilakukan besar-besaran oleh filmmaker yang hanya mengejar keuntungan semata tanpa memberikan hiburan yang memuaskan bagi para penontonnya. Film horror yang sebenarnya menyajikan kengerian berubah menjadi horror yang mengantarkan nafsu setiap orang menuju ubun-ubun mereka melalui adegan esek-esek yang terlalu berlebihan. Ini mah film porno yang identitas aslinya tersembunyi oleh embel-embel genre film horror. Atau, film horror yang membuang rasa takut seseorang menjadi tawa bahagia? Itu sih namanya merusak image film horror yang telah dibangun oleh para pencerita zaman kita kecil dahulu. Ah...

Tapi, tenang. Saat ini, seperti yang sudah saya katakan, film horror yang dahulunya bermetamorfosa secara amburadul kini kembali kefitrahnya. Film horror telah hadir lagi sebagai media pemacu adrenalin yang handal. Terlebih  belakangan ini genre thriller yang merupakan sahabat terbaik/ anak dari genre horror mulai lahir di Indonesia menjadi santapan menarik untuk para penikmat film, khususnya penonton Indonesia.

Nah, itulah yang mendasari saya ingin menulis cerita ini sebagai media saya untuk mereview sebuah film thriller yang akan tayang tahun depan. Dialah, Midnight Show.


Midnight Show merupakan film baru yang dirangkul oleh rumah produksi Renee Pictures, yang sebelumnya telah merilis sebuah film horror hantu lokal yang telah lama tidak diangkat lagi sebagai hantu utama dalam sebuah film horror, Tuyul: Part 1.

Awal mula saya mengetahui adanya project film Midnight Show ini yakni sekitar beberapa bulan yang lalu (kalau tidak salah, bulan Januari 2015). Saat itu saya tidak sengaja menemukan beberapa gambar berdarah setelah membongkar gallery foto di twitter Gandhi Fernando.

Begitu melihatnya, secara antusias saya langsung menanyakan prihal project itu ke si pemilik account gallery twitter. Dan responsnya sangat bersahabat. Secara antusias juga, dia menjelaskan beberapa hal yang saya tanyakan.

Kebanyakan dari pertanyaan saya menyiratkan sedikit ke-underestimate-an saya tentang project tersebut, misalnya “Kok darahnya terlihat merah muda?” atau “Kok pake aktor yang itu?” atau “Kok blablabla...”. Intinya saat itu saya menjadi manusia paling cerewet.

Dengan ramahnya, Gandhi menjelaskan ke saya bahwa darahnya konsisten seperti darah, cuma di foto terlihat merah muda karena ada sesuatu hal, dan kenapa pakai aktor itu? Jawabannya karena ada suatu alasan yang mengharuskan Midnight Show mengajak si aktor supaya ikut terlibat dalam ceritanya. Selebihnya saya agak lupa apa saja yang Gandhi bilang, tapi kalian bisa scroll-down tab likes akun twitter saya untuk melihat converstion-nya. Semoga masih ada.



Oke. Setelah mendapat pencerahan dari sang producer, yang tak lain adalah Gandhi Fernando sendiri. Akhirnya saya bisa menerima dan melepas jubah ke-underestimte-an saya yang tadi. Saya percaya film ini akan menyuguhkan sesuatu yang luar biasa melalui literan darah yang bakal dikuras habis dari seluruh tubuh para korban!

Film Midnight Show ini diarahkan oleh sutradara yang sudah beberapa kali ikut andil dalam pembuatan beberapa film-film Indonesia yang keren, sebut saja seperti Rumah Dara, Killers, The Raid: Redemption dan Berandal, dan yang lainnya. Sutradara yang dimaksud adalah Ginanti Rona.

Ginanti rupanya tidak melulu ingin menjadi astrada (baca: asisten sutradara) seperti film-film sebelumnya, dia ingin punya film sendiri dan Midnight Show adalah jawabannya.

Melalui Midnight Show, Ginanti ingin menunjukan kemampuannya memimpin sebuah produksi film agar menjadi film yang berkualitas tinggi tanpa meminjam nama sang majikan terdahulu.

Penantian saya yang terbilang cukup panjang untuk menunggu tayangnya film ini di bioskop sedikit terobati oleh rilisnya official trailer Midnight Show, yang telah diunggah Renee Pictures di channel youtube-nya sekitar 2 bulan yang lalu.




Trailer tersebut dimulai dari adegan seseorang bertopeng sedang menyekap seorang bapak-bapak paruh baya yang jiwanya saat ini berada diujung kematian. Berikutnya, gambar berubah menampilkan sebuah gedung bioskop bernama Podium yang menyayangkan sebuah tontonan midnight tentang seorang bocah laki-laki yang dengan keji berhasil membunuh dan memutilasi orang tuanya. Di situlah awal mula malapetaka mengintai orang-orang yang berada dalam bioskop dan siap mengantarkan mereka ke gerbang pemisah antara alam dunia dengan akhirat. Tayangan berdarah di dalam layar berubah menjadi nyata. Bergalon-galon darah manusia tumpah ruah di gedung bioskop tua tersebut, menuntut sebuah balas dendam.

Midnight Show akan dimeriahkan oleh kehadiran Acha Septriasa (as Naya) yang menjadikan Midnight Show sebagai film horror/thriller pertamanya. Midnight Show juga akan menghadirkan Gandhi Fernando (as Juna), Ganindra Bimo (as Tama), Ratu Felisha (as Sarah), dan masih banyak lagi.



Rencananya film Midnight Show akan bergentayangan dan menyebarkan bau amis darah di bioskop pada 14 Januari 2016 mendatang. Setelah sebelumnya sempat tayang sebagai surprise movie di KIFF 2015 (Korea Indonesia Film Festival 2015) pada Halloween kemarin, 31 Oktober 2015. Kita tunggu saja... INGAT! 14 JANUARI 2016!!!


SINOPSIS:
Bioskop Podium yang diambang kebangkrutan mempertaruhkan masa depannya pada sebuah film “Bocah” yang diangkat dari kisah nyata, tentang anak berusia 12 tahun yang tega membunuh keluarganya sendiri. Naya (Acha Septriasa) dan Juna (Gandhi Fernando), tidak menyangka ketika pemutaran midnight di bioskop tersebut berubah menjadi bencana. Seorang penonton ditemukan tewas, meninggalkan misteri yang menghubungkan film yang tengah mereka tayangkan, dan mayat-mayat yang kini mulai berjatuhan di depan mereka. 
DARAH HARUS MENJADI PENEBUSNYA
Who's The KILLER? 

Firdi Ramadhan

2 komentar:

  1. Midnight show, iya, berkat penulis ini saya jadi mulai timbul rasa penasaran seperi apa filmnya. Kalau cuma melihat cuplikannya saja, rasanya kurang puas, karena ekpektasi saya yang mungkin sudah terlampau tinggi akan film ini. Tapi, satu hal yg disayangkan, film ini blum juga tampil di Lombok, NTB. Saya tidak tau kenapa, dan siapa yg bertanggung jawab akan hal itu, yang jelas, film itu tidak ada di Lombok,dan calon penontom film itu hanya akan terus jadi calon.

    Lepas dari masalah di atas, saya acungkan dua jempol untuk si penulis, yang sudah mau mengulas sedikit apa film ini, siapa yg bermain disana, dsb. Pesan saya, jangan cuma mengulas aja, penulis juga harus bisa jadi yg diulas di blog orang lain.

    Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya, Mas Fariz.
      Memang benar, sampai saat ini Midnight Show belum tayang di Lombok. Tapi semoga saja, sang producer bisa memenuhi janjinya :)

      Salam.

      Hapus