Pages

[REVIEW] SEBELUM IBLIS MENJEMPUT AYAT 2: ANTARA MIMPI ATAU KENYATAAN



Dua tahun silam, Alfie dan Nara berhasil selamat dari kematian yang mengancam jiwa mereka dalam May The Devil Take You (Sebelum Iblis Menjemput). Film yang sukses memberikan warna baru di industri perfilman Indonesia itu ternyata memiliki sekuel bertajuk May The Devil Take You Too [Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (SIMA2)] yang pastinya sangat ditunggu-tunggu. Dalam kelanjutannya, Alfie dikisahkan hidup dengan penuh rasa trauma dari masa lalu. Ia dipaksa membantu tujuh anak muda yang ingin bebas dari sebuah kutukan yang sedang mengincar nyawa mereka. Namun semua seakan sia-sia setelah sosok Ayub bangkit seolah menuntut balas. Lantas mampukah mereka melawan setiap bahaya yang datang? Lalu apakah yang membuat film ini sangat layak ditonton? Bet you don’t wanna miss this one. Simak ulasan berikut ini!



DIGARAP OLEH TIMO TJAHJANTO


Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 ini ditulis dan disturadarai oleh Timo Tjahjanto. Sutradara kondang yang identik men-direct film-film dengan tema sadistik ini kembali berusaha menempatkan Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 ke dalam jajaran film box office. Compared to previous horror movies Timo was involved in, this project has lees blood and gore, but way more technically refined.

Sudah tidak diragukan lagi bahwa setiap karya Timo Tjahjanto selalu berada di atas rata-rata. He’s still a crazy puppeteer who goes to great lengths to torture his movie’s characters. Di film kali ini, ia berupaya showing more sophistication in doing so, especially in his cinematography.

Timo terbilang memiliki begitu banyak referensi sehingga tampilan filmnya kerap menuai pujian. Pasalnya, selain dieksekusi dengan teknik yang begitu profesional, filmnya juga mempunyai ide cerita yang out of the box. Sayangnya untuk storytelling sendiri, Timo terlihat masih sedikit lemah, ini terlihat dalam SIMA2. Hanya saja semua itu mampu ditutupi oleh visual, pemeran, dan scoring dalam film tersebut. Dan yang perlu digarisbawahi di sini adalah sejelek-jeleknya film yang dibuat Timo, tapi setidaknya bukan film sampah.


LEBIH LIAR DIBANDING FILM PENDAHULUNYA


Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dalam film produksi Frontier Pictures, Legacy Pictures, Rapi Films, dan Brown Entertainment ini sangat ciamik. Dengan menyorot objek dari jarak dekat sungguh menambah ketegangan tersendiri bagi penonton. Film ini amat brutal dengan pertunjukan sadis dan penuh darah.

Seperti biasanya, Timo no longer relies on jumpscare and scoring to frighten the audience. Timo lebih memilih menempatkan setan nyaris pada tempat dan momen yang tidak terduga. He slotting in more random appearances of satanic creatures that viewers are not prepared for.

Selain itu, di sini Timo juga mengeksplor penampakan setan dengan cara yang jarang dilakukan sutradara Indonesia lainnya. Di mana Timo memvisualkan setan yang tingkah lakunya menyerupai kambing, setan yang bergerak kayang, setan yang menyeringai ngeri, dan lainnya. Puncaknya, Timo menghadirkan sosok Molok yang diperlihatkan memiliki kepala kambing bertanduk.

Lalu Timo pun berusaha untuk membuat film ini has a much less complicated plot dibanding film sebelumnya. Dalam SIMA2 ia terlihat berupaya memuaskan nafsunya untuk menciptakan sesuatu yang more brutal torture. At heart, this movie is a horror-slasher flick that’ll satisfy people craving for gore and exploitation on the mega screen.


PEMAIN YANG BANYAK, BUKAN SEBAGAI PELENGKAP SEMATA


Dengan jumlah karakter yang lebih banyak dalam film Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 tidak menjadikan film ini kekurangan performa untuk menampilkan adegan-adegan brilian. Timo dengan cekatan justru memberikan kengerian melalui setiap karakter. Pun, dari jumlah peran yang banyak tersebut pada kenyataannya masih mampu membuat cerita film ini menjadi lebih utuh. Meski memang pendalaman beberapa peran masih belum begitu tersampaikan dengan baik. Hal ini kemudian mengurangi rasa simpati dan empati kita kepada beberapa tokoh. Akan tetapi tetap dapat dikatakan bahwa walaupun too many characters, but well-prepared.

Lewat Ayat 2 ini, Timo lebih memilih aktor-aktor muda yang masih segar. Pilihannya ini patut diapresiasi karena telah memberi kesempatan bagi aktor muda untuk menunjukkan kemampuannya sehingga diakui banyak orang. Dan hats off to Lutesha Sadhewa and Widika Sidmore for the remarkable performance. Keduanya sukses memerankan Kristi dan Gadis dengan sangat amat mempesona. Penonton benar-benar akan dibawa tersiksa dengan kehadiran mereka. They are the queen of the new ages.

Kemudian penampilan Shareefa Daanish sebagai Jenar juga tidak kalah menawan. Dia sangat cocok menjadi pemimpin yang menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya dan ‘saudaranya’ yang lain. Terlebih saat teror mulai bangkit dari mati suri, ketakutan dan kesakitan yang dirasakan Jenar dibawa dengan jelas.

Namun sayang, saya lebih menyukai kehadiran Chelsea Islan di film prekuelnya. Di awal-awal SIMA2, Chelsea tampak sedikit kesusahan menjadi sosok Alfie yang membuatnya terkesan kurang humanis. Tetapi kemampuannya kembali setelah film mulai menyuguhkan ketakutan demi ketakutan yang tiada hentinya. Menggambarkan seorang yang depresi dan susah membedakan kenyataan dengan mimpi, layaknya orang yang sudah kehilangan kewarasannya.

Berbeda dengan Chelsea, karakter Nara yang diperankan Hadijah Shahab justru semakin berkembang. Dalam SIMA2 ini, Nara bisa dikatakan sebagai pusat perhatian yang harus dilindungi. Namun berkat kecerdikannya, Nara mampu survive dengan caranya sendiri sembari menunggu pertolongan.


UNSUR MENARIK DALAM FILM YANG MEMPERKAYA CERITA


Ilmu demonologi yang diangkat Timo dalam Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 sangat menarik sebagai vibes of the next level Indonesian horror movie. Tentunya konsep setan yang dilibatkan dalam film ini menjadi hal baru dalam perfilman Indonesia. Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 memberikan nuansa baru dalam film horror Indonesia yang notabene mengisahkan pocong atau kuntilanak.

Kemudian Stockholm Syndrome yang menjadi akar masalah dalam film cukup memberikan kejutan tersendiri sebagai plot twist. Stockholm Syndrome sendiri merupakan keadaan ketika korban bersikap setia atau bersimpati kepada pelaku kejahatan (penyandera).

Terlepas dari kedua hal di atas, SIMA2 menghadirkan dialog naif yang terdengar konyol antara Nara dengan Gadis, dan Budi dengan Alfie. Melalui percakapan tersebut, perut penonton terasa digelitik. Namun dari kesemuanya, yang acap memberikan tawa yaitu cara berbicara dan kepolosan Martha. Setidaknya gallow humour yang dikombinasikan dalam film ini cukup memberi jeda kepada penonton untuk dapat bernapas sejenak di tengah aksi beringas.


KONKLUSI ULASAN SEBELUM IBLIS MENJEMPUT AYAT 2
(Spoiler Alert)


Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 terbilang memiliki gagasan yang menarik hanya saja belum terlalu membangun premis yang kuat dan sesesak prekuelnya. Akan tetapi, film ini tetap menjadi salah satu pengalaman sinematik yang menakutkan. Atmosfer seram yang tercipta dalam film masih mampu mengusik penonton sehingga merasa tidak nyaman berlama-lama di tempat duduknya. Sampai ada celetukan, “ini sudah berjalan berapa menit filmnya?”.

Film yang tayang sejak 27 Februari 2020 lalu ini memberikan ketegangan mulai dari menit-menit awal. Di antara banyak adegan disturbing, some absolutely terrifying scene really put me on the edge of my seat is mulai dari penyerangan dengan besi gergaji hingga yang paling bikin sesak adalah saat Nara dikejar Kristi yang dirasuki sosok Ayub. Selanjutnya adegan melahirkan dengan cara tidak normal juga cukup memberi rasa mual, that scene reminds me of the previous Timo’s short-movie entitled Safe Haven.

Saya sangat menikmati film ini, khususnya dari segi teknis dan materi sinting yang ditampakkan. Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 mempunyai sinematografi yang eye-catching, kemudian scoring yang pas, serta aktor yang bisa memerankan setiap karakter dengan sangat baik. Film ini begitu cocok dengan saya yang menyukai genre horror-thriller-slasher, terlepas dari penceritaannya yang masih sedikit lemah. But I still wanna say that this film is so well-crafted and haunting.

Salah satu yang paling saya sukai yaitu terkait buku hitam berisi kisah dan mantra. Riset Timo sangat luar biasa dalam menghadirkan suguhan baru dalam perfilman nasional. Bravo!

Dengan demikian, saya memberikan nilai 8.5/10 untuk film Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 dan sangat merekomendasikannya untuk ditonton. Akhir kata, yuk segera tonton and lemme know your thoughts, guys!




-fr

Firdi Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar