Pages

REVIEW FILM: DREADOUT


Mengawali tahun 2019, Dreadout muncul memberi warna baru dalam perfilman Indonesia. Dreadout sendiri merupakan sebuah film yang diadaptasi dari video games legendaris asal negeri ini dengan tajuk yang sama. Jadi bisa dibilang Dreadout menjadi film Indonesia pertama yang diangkat dari sebuah gims.




Film yang disutradarai oleh Kimo Stamboel alias saudara tak sedarah dari Timo Tjahjanto yang keduanya akrab kita kenal sebagai duet maut The Mo Brothers ini mengisahkan tentang remaja SMA yang haus popularitas nekad mengadakan live streaming di gedung tua nan angker bersama teman-temannya. Namun kejadian tak terduga justru mengantar mereka terjebak dalam alam lain setelah salah satu dari mereka berhasil membuka portal gaib yang tidak seharusnya mereka masuki. Karena itu mereka dihadapi masalah mistis yang harus segera dituntaskan kalau tidak mau mati.

Dengan tema horror yang diusung, Dreadout cukup berhasil menghadirkan nuansa menegangkan meski dari segi ngeri belum begitu maksimal. Ketegangan yang disuguhkan Dreadout sudah ditampilkan sejak film dimulai. Adegan pembuka kejadian sepuluh tahun silam itu sukses menimbulkan pertanyaan perihal masalah apa yang sedang dihadapi tokoh-tokohnya. Selain itu, aksi sekelompok remaja SMA yang bersikeras menyelamatkan diri dari teror yang menimpa mereka juga menjadi aksi petualangan yang cukup menguji adrenalin. Setiap aksi dalam film menciptakan keseruan tersendiri bagi penonton.

Menindaklanjuti perihal level seram dari film yang dibintangi oleh Caitlin Helderman dan Jefri Nichol ini memang masih perlu perhatian khusus. Pasalnya penampakan pocong dan hantu berkebaya merah belum mampu membawa penonton menjerit takut. Akan tetapi yang harus digarisbawahi di sini yaitu keseraman film hadir dari ketegangan dalam memecahkan misteri dan unsur Sunda kuno yang mendatangkan atmosfer mencekam.

Karakter tiap pemainnya secara garis besar sudah masuk dalam kategori jempolan. Terutama pada peran-peran minim yang dibintangi Salvita Decorte, Avrilla Sigarlaki, dan Mike Lucock. Namun yang paling mencuri perhatian adalah Irsyadillah, alasannya sederhana yaitu karena dia tidak gagal menjadi kunci dalam film ini. Dan berkat Dreadout, Caitlin mampu bertahan hidup keluar dari lingkaran zona nyamannya, sebab di sini khususnya ia sendiri tidak hanya akan diadu secara fisik melainkan emosi juga.



Jika ada yang mengudara, tentunya ada pula yang susah payah menyeimbangkan diri di udara. Hal ini terlihat pada beberapa peran yang terkesan masih kaku. Satu lagi dalam film yang sedikit mengganggu adalah dubbing yang terkesan belum terkoneksi dengan baik. Meski demikian, semuanya masih bisa ditutupi oleh aspek lain dalam Dreadout sehingga film ini tetap nikmat untuk disaksikan.

Dreadout cukup layak dijadikan alternatif hiburan untuk mengisi suasana liburan. Sebab terlepas dari sisi kehororan yang masih kurang, Dreadout memiliki kelebihan di mana grafik film terbilang ciamik dengan tone gambar yang asyik, plot yang jelas, dan twist yang mantap. Sinematografi dalam film Dreadout mempunyai nilai lebih, segenap crew film sukses mengambil gambar dan menggabungkannya dengan begitu halus. Sebuah ekseskusi penting demi menghasilkan estetika luar biasa. Terlebih film yang mulai tayang 3 Januari 2019 lalu ini anti-jumpscare yang tidak perlu, sehingga tidak ada ketakutan yang muncul tanpa alasan berarti.

Sayangnya, konon dalam film yang diproduseri oleh Goodhouse.id yang berkolaborasi dengan SkyMedia, CJ Entertainment dan Lyto Game ini memaksa Kimo menahan nafsunya untuk mengeluarkan ketidakwarasannya demi mampu berada dalam radius rating 17+ yang berefek kepada penonton yang merasa kehilangan identitas sinting dari salah seorang director film Rumah Dara ini yang menjelma jadi lebih jinak. Itulah tantangannya, Kimo butuh belajar banyak untuk bisa mengeksplor dirinya lagi. Kimo juga harus bekerja ekstra keras agar dapat  memilah kembali scene yang memang penting dan tidak, karena selama durasi panjang tersebut belum ada penjelasan terkait elemen utama dari Dreadout yakni soal mengapa smartphone milik Linda mempunyai kekuatan magis.

Konklusi yang dapat diberikan untuk Dreadout secara umum bagus untuk dijadikan tontonan yang mengawali tahun baru sekaligus sebagai kado untuk ulang tahun saya yang jatuh di bulan ini.

Akhir kata, saya kasih 7.5 bintang emas dari 10 untuk DREADOUT.


Firdi Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar