Setiap tempat selalu memiliki
cerita dan kisahnya tersendiri. Tak terkecuali dengan Nusa Tenggara Barat yang
terdiri atas dua pulau besar, Lombok dan Sumbawa. Kali ini saya akan mengulas
sedikit mengenai salah satu pulau tersebut, pulau yang terkenal dengan label pulau seribu masjid. Siapa dan apa lagi
kalau bukan pulau Lombok? Lalu mengapa saya tidak akan mengupas secara mendetail
tentangnya? Jawabannya adalah sebab Lombok tidak akan pernah kehabisan cerita
untuk bisa disampaikan kepada setiap pasang telinga manusia yang merupakan
makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan.
Langsung saja … Ramadhan,
bulan kesembilan dalam kalender hijriah ini memang mempunyai keistimewaan yang
lebih dibandingkan dengan bulan lainnya. Bulan ini menjadi ajang muslim di
seluruh belahan dunia untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Begitu banyak cara yang bisa dilakukan agar dapat mencapai keinginan tersebut.
Salah satunya dengan berhijrah ke tempat yang kental akan nuansa islaminya.
Tidak perlu jauh-jauh terbang ke Timur-Tengah, di Indonesia sendiri tepatnya di
pulau nan eksotis Lombok pun tidak pernah lepas dari aura religinya. Ini bisa
menjadi alternatif bagi siapa saja yang mungkin masih belum siap secara moral
dan materilnya untuk memasukkan Lombok ke dalam bucket list yang mesti disinggahi demi menyemarakkan pesona
Ramadhan.
Berbicara soal Pesona Ramadhan
di pulau yang juga dijuluki kembaran dari Pulau Bali ini kelihatannya amat
menarik, lantaran Ramadhan kali ini Lombok menyuguhkan berjibun kegiatan, mulai
dari kegiatan ibadah, pameran dan bazar, aneka lomba, talkshow, kegiatan sosial, serta hiburan islami. Terlihat sekali
bahwa Lombok memang tidak pernah main-main jika sudah menyentuh sebuah event, terlebih hal tersebut berkaitan
erat dengan keyakinan. Pesona Seribu
Masjid semakin terasa karenanya.
Dengan mendatangkan empat imam
besar dalam kegiatan peribadahan menambah antusiasme muslim yang tidak hanya
berasal dari Lombok untuk menyempatkan diri merasakan peningkatan iman dalam
pribadi mereka. Hal ini begitu tampak dengan penuhnya jamaah yang hendak
memasuki Masjid Hubbul Wathan – Islamic Center Nusa Tenggara Barat (IC-NTB) –
yang menjadi pusat dalam rangkaian kegiatan ini.
Selanjutnya, kegiatan lainnya
bisa dilihat pada gambar di atas. Di gambar terlihat pada penghujung Ramadhan
nantinya akan diadakan Takbir 1000 Cahaya yang rencananya akan diselenggarakan
tanggal 24 Juni mendatang.
Berpuasa seharusnya tidak
menyurutkan niat kita untuk beraktivitas, misalnya saja berolahraga maupun
berwisata. Ini terbukti dengan masih semangatnya masyarakat yang ngabuburit dengan tetap melatih
jasmaninya. Selain itu, pilihan berwisata di Lombok sendiri terbilang amat
variatif. Entah berwisata religi atau berwisata secara umum, di Lombok semuanya
ada.
Dengan ribuan masjid yang
dimilikinya, Lombok sangat cocok dijadikan tempat untuk berwisata memperdalam
agama. Di sini kita bisa mempelajari sejarah mengingat beberapa masjid memiliki
historinya masing-masing, sebut saja seperti Masjid Kuno Bayan dan Musalla
Ar-Ridwan Narmada (yang berarsitektur menyerupai klenteng).
Sementara itu, berwisata
secara umum di Gumi Gora ini pun tentunya selalu punya bermacam-macam destinasi
yang recommended tanpa perlu khawatir
pahala puasa berkurang, pasalnya di sini sudah terjamin akan toleransi dan
akses ibadahnya terlebih Lombok sendiri telah memeroleh penghargaan sebagai
Destinasi Wisata Halal Dunia. Demi menunjang predikat tersebut, salah satu hal
yang juga dilakukan oleh bumi sejuta sapi ini adalah dengan menerapkan bahasa
Arab dalam keterangan jalan.
Lombok mempunyai banyak sekali
tujuan wisata, misalnya pantai, air terjun, danau, gunung, dan masih banyak
lagi. Bisa dikatakan bahwa Lombok merupakan paket komplit yang Tuhan berikan
untuk pulau yang terkenal dengan kangkungnya ini.
Kangkung. Menyinggung soal
kangkung, memang patut dibahas karena tidaklah afdol membicarakan suatu daerah
tanpa mengulik tentang kulinernya. Di Lombok sendiri kita akan menjumpai
berbagai menu yang siap menggoyang lidah. Kuliner di kawasan ini dikatakan
serba pedas, persis seperti namanya, Lombok. Menu andalan dari tanah Sasak ini beberapa
diantaranya adalah pelecing kangkung, ayam taliwang, dan sate bulayak. Sehingga,
para pelancong tidak usah bingung untuk memanjakan perutnya. Pun, di sini
banyak warung yang buka until midnight
fall. Jadi kapan saja ingin makan, bisa.
Begitulah, Lombok. Pesona Seribu
Masjid dalam Pesona Ramadhan.
Saya pikir, ulasan mengenai Lombok dalam kaitannya dengan bulan Ramadhan, dan sebagainya, terbilang menarik dan memang seperti itu adanya, atau dengan kata lain tak dibuat-buat. Penulis menyampaikan paparan mengenai Lombok yang saya yakini sesuai dengan keadaan yang ada. Terlebih lagi, penulis merupakan masyarakat Lombok yang sudah mengenal Lombok serta bagian di dalamnya.
BalasHapusSecara pemaparan, saya menganggap sudah sangat baik dan benar. Semoga tulisan ini membuka mata kita semua, bahwa di bagian Indonesia yang lain, ada hal yang harus dipelajari bersama, sebab keberagaman ini, tidak cukup disenangi, melainkan juga disemarakan dan dihidupkan dalam jangka waktu yang lama.
Terima kasih, Mas Fariz atas kunjungannya.
HapusSebagai anak asli Lombok memang sepantasnya membagikan potensi yang dimiliki oleh tanah kelahirannya tanpa harus mengada-ada keadaan kepada khalayak banyak. Selain itu, kita juga harus bisa menjaga dan mempertahankannya. Jangan sampai kisah itu di kemudian hari hanyalah dongeng semata.
Terkait harapannya, aamiin.
Sebagai warga negara Indonesia wajib menjunjung kebhinekaan.
Salam,
Firdi.
saya suka tulisannya, menggambarkan Lombok apa adanya, tanpa di buat-buat, tidak perlu pemanis kata karena Lombok sendiri memang selalu manis, lebih manis dibanding iklan marjan di bulan Ramadhan.
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya, Hevy.
HapusBukan bermaksud etnosentrisme, tapi benar adanya bahwa Lombok itu 'manis'.
Duh ada iklan tuh, disensor aja haha.
Salam,
Firdi.
Nyawa seribu masjid. Lombok. Hhmm. Saya suka tulisannya. Mudah dipahami. Makin jatuh Cinta sama lombok.
BalasHapusTerima kasih Tania sudah mampir ke sini jauh-jauh dari Tangerang.
HapusDong ayok kapan ke Lombok? Ditunggu kedatangannya lhooo.
Salam,
Firdi.
Nyawa Seribu Masjid untuk Cahaya Ramadhan, judulnya Bagus. Tulisan ini seakan mampu menggambarkan kebahagiaan yang saya rasakan sebagai anak yang besar di Pulau Seribu Masjid. Sangat Nyata Ceritanya, tidak di buat2, karena saya pun merasakannya. Ndak percaya? ayoo ke IC NTB.
BalasHapusTerima kasih Deni Hidayat atas kesempatannya untuk membaca artikel ini.
HapusTerima kasih juga atas apresiasi yang diberikan. Memang seharusnya setiap orang wajib bertandang ke Lombok agar dapat merasakan secara langsung suasana yang telah saya jabarkan sedikit di atas secara lebih terperinci.
Salam,
Firdi.
Lombok memang mempesona. Kilau Ramadhan semakin menyemarakkannya.
BalasHapusGood article, as always.
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, Rizal.
HapusBenar sekali. Saya setuju dengan statement-nya bahwa Lombok itu mempesona. Dan semoga kilau Ramadhan tidak berakhir sampai saat ini saja melainkan Lombok bisa terus menggemakan semaraknya pada tahun-tahun berikutnya.
Salam,
Firdi.
Articlenya Amazing mas..pulau Lombok memang bgitulah realita yg sesungguhnya...Kreeeen 👍👍👍
BalasHapusTerima kasih, Pak Mohammad Khudri atas kunjungan dan komentarnya.
HapusLombok memang selalu punya nilai lebih yang harus diceritakan dengan menekankan kenyataan. Sehingga kemudian hal tersebut membuat orang dapat menikmati Pulau Lombok secara apa adanya.
Salam,
Firdi,